Teknik Foto Levitasi

Pada postingan kali ini, saya akan berbagi pengetahuan tentang foto leviasi. Sebelum kita memulai untuk praktik fotografi levitasi, alangkah baiknya kita harus mengetahui apa itu fotografi levitasi....

Levitasi adalah suatu teknik dalam fotografi, dengan tujuan membuat objek foto kita terlihat seperti melayang ataupun terbang. Teknik ini bisa dibuat dengan cara editing dengan menggunakan software dan dibuat secara langsung dengan menggunakan model yang melakukan lompatan.



Pada postigan ini, saya akan menjelaskan bagaimana cara membuat dan menerapkan teknik foto levitasi secara langsung. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.

T.Levitasi Siang Hari

Pada foto diatas, teknik levitasi yang digunakan adalah teknik levitasi pada siang hari (banyak cahaya) jadi, untuk pembuatannya tergolong mudah. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasan dibawah ini :

ISO : 100
F : 6.3
S : 1/250

Untuk menciptakan kesan yang melayang, terlempar ataupun terbang pada foto levitasi langsung, yang diperlukan hanyalah shutter yang tinggi (diatas 1/125) dengan tujuan untuk membekukan pergerakan dari model itu sendiri. Usahakan dalam pembuatan foto dengan teknik levitasi, pengambilan dilakukan dari bawah model, agar terkesan jauh ataupun tinggi lompatannya.

Penggunaan iso sekecil mungkin bertujuan untuk menciptakan kualitas gambar yang bagus dan jauh dari noise, jika anda masih bingung apa itu noise, silahkan baca memahami iso pada postingan saya. Selain itu, penggunaan bukaan aperature juga perlu diperhatikan guna mengatur ruang tajam pada foto kita.
T.Levitasi Malam Hari
ISO : 800
F : 10
S : 1/200

Pada foto diatas, teknik levitasi yang digunakan adalah teknik levitasi pada malam hari. Sayangnya foto ini terlihat kurang indah, dikarenakan proses pengambilan foto tersebut tidak diakukan dari bawah (low angle) yang membuat foto ini terkesan kurang melayang atau seakan masih menempel pada bumi. Bedanya pada fotografi levitasi malam hari, kita harus mencari lokasi yang banyak cahaya, jika tidak kita bisa menggunakan flash built-in pada kamera kita, ataupun dengan menggunakan bantuan flash exernal, guna mendapatkan pencahayaan yang maksimal. 

Foto diatas tetap menggunakan shutter diatas 1/125 guna meminimalisir gerakan yang kurang fokus (shake), dan menciptakan sebuah gerakan yang dibekukan dengan sempurna. Penggunaan bukaan aperature pada foto diatas sengaja di perkecil, guna mendapatkan ruang tajam yang cukup luas. Pada penggunaan iso dalam foto ini, saya mengunakan iso tinggi, dikarenakan kurangnya cahaya pada lokasi tersebut. Akan tetapi, saya menambahkan bantuan flash external dengan tujuan menambah cahaya pada lokasi tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persiapan Sebelum Memulai Pemotretan

Memahami ISO (ASA)